lbh-apik.or.id – Yustinus Sani dan keluarganya menghadirkan sebuah langkah berarti bagi pendidikan di Ndondo, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada perayaan ulang tahun pertama Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Ndondo. Yustinus secara resmi mengumumkan bahwa mereka telah menghibahkan tanah seluas 1,5 hektare untuk mendukung pembangunan sekolah baru tersebut. Keputusan ini bukanlah tanpa alasan, melainkan sebuah komitmen nyata dari keluarga Yustinus untuk turut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
” Baca Juga: Kenaikan Tarif Transportasi Darat“
Membawa Suasana Kota ke Desa
Pentingnya keberadaan sekolah di daerah pedesaan seperti Ndondo tidak dapat dipandang sebelah mata. Yustinus Sani menjelaskan bahwa menciptakan suasana pendidikan yang berkualitas di desa merupakan salah satu langkah penting dalam membawa kemajuan dan kemungkinan yang lebih besar bagi anak-anak di sana. Dengan adanya sekolah yang memadai, anak-anak tidak perlu lagi bersekolah jauh ke kota. Sehingga membantu mereka untuk tetap berada di lingkungan mereka sendiri dan mengurangi kesenjangan akses pendidikan antara desa dan kota.
Proses Hukum dan Legalitas Tanah
Meskipun niat baik telah diungkapkan, proses hukum dan legalitas terhadap hibah tanah ini tetap menjadi tahap yang tak terpisahkan. Yustinus Sani menjelaskan bahwa mereka masih menunggu sertifikat tanah dari Badan Pertanahan Nasional setempat. Yang akan mengesahkan legalitas kepemilikan tanah atas nama sekolah. Hal ini dianggap penting agar tidak ada masalah di masa mendatang, serta memastikan bahwa tanah tersebut dapat digunakan untuk kepentingan sekolah secara sah dan legal.
Tantangan Aktivitas KBM di Gedung Darurat
Kepala SMA Negeri Ndondo, Ludger Naga Djawa, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kontribusi Yustinus Sani dan keluarga. Selama setahun terakhir, aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan di gedung darurat yang disediakan oleh paroki setempat. Namun, terbatasnya ruang dan fasilitas menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola sekolah. Ludger juga mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah membuka pendaftaran untuk siswa baru. sehingga kebutuhan akan ruang kelas yang memadai menjadi semakin mendesak.
Rencana Pembangunan Gedung Darurat
Untuk mengatasi keterbatasan ruang kelas, masyarakat dan pihak sekolah telah berkoordinasi untuk membangun gedung darurat secara swadaya di lokasi baru. Rencana ini diharapkan dapat memberikan solusi sementara hingga gedung permanen selesai dibangun. Langkah ini menunjukkan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam mendukung pendidikan di Ndondo. Serta sebagai bentuk tanggapan terhadap kebutuhan mendesak akan ruang belajar yang memadai bagi siswa-siswa di sana.
” Baca Juga: Liburan dengan Pesona Ciremai Land Glamping “
Dari keputusan Yustinus Sani dan keluarganya untuk menghibahkan tanah hingga upaya masyarakat dalam membangun gedung darurat. Setiap langkah ini menandakan sebuah komitmen bersama dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah pedesaan NTT. Semoga upaya ini dapat membawa dampak positif yang berkelanjutan bagi masa depan pendidikan di Ndondo.